Rabu, 10 Agustus 2016

Hots

Saat ini dunia pendidikan khususnya para guru sedikit heboh dan menghebohkan Hots. Yang belum mengerti tentu bertanya-tanya apa maksudnya ini. Sebelum bertanya-tanya lebih lanjut, hots yang dimaksud disini adalah higher order thinking skills yang disingkat HOTS. 

Konon, anak-anak Indonesia lemah dalam kemampuan hots ini. Terbukti dari hasil skor tes PISA, tes internasional standar untuk mengukur kemampuan siswa, Indonesia selalu menempati posisi buncit. Jadilah, pendidikan dijadikan kendaraan untuk memperbaiki kualitas siswa Indonesia di ajang tes Internasional.

Hasil evaluasi pendidikan di ranah penilaian, kebanyakan tes-tes yang dibuat guru hanya mengukur kemampuan mengingat siswa. Kemampuan ini adalah kemampuan terendah dalam tahapan berfikir kognitif Blomm. Oleh karena itu, ketika dihadapkan dengan tes tes yang menguji daya nalar, analisis, sintesis, siswa Indonesia KO. Nah, berdasarkan evaluasi tersebut, saat ini guru-guru sedang menghebohkan yang Hots itu. Apa, mengapa, bagaimana, dan untuk siapa Hots.

Seperti apakah soal yang Hots itu? Soal yang hots adalah soal yang memerlukan kemampuan berfikir tinggi dalam mengerjakannya. Singkatnya, soal yang membuat siswa menalar, menganalisis dan mengsintesis permasalahan yang tertera dalam soal. Meskipun memerlukan higher order thinking, soal Hots itu tidak berarti soal itu sulit. Contohnya sebagai berikut;\

Soal tidak Hots tapi sulit: 
      Kapan dan dimana presiden Soekarno dilahirkan?

Soal Hots tapi tidak sulit:
      Beda waktu antara Jakarta dengan Tokyo Jepang adalah 2 jam. Jika jam kerja harian Jakarta dan         Tokyo sama yaitu jam 08.00 sampai dengan jam 16.00. Jam berapa saja saya bisa menelpon rekan       kerja saya di Tokyo saat masih di jam kantor waktu Tokyo.

jadi, soal Hots bisa beberapa level. Materi yang mudahpun bisa dibuat menjadi soal yang hots. Oleh karena itu, soal Hots dapat diberikan mulai jenjang SD hingga jenjang pendidikan tinggi.

Demikian sharing tentang soal Hots

Digital Class

Kali ini saya akan sharing tentang perkembangan klas maya yang saya kelola. Berawal dari training online yang diselenggarakan oleh SEAMOLEC selama sebulan, terbentuklah kelas maya untuk kelas-kelas yang saya ajar di tahun 2016 ini. Alhamdulillah ada 9 kelas maya, meskipun yang aktif baru 3 kelas di klas XII IPS 1, 2, dan 3 untuk mata pelajaran ekonomi/akuntansi. Klas maya ini menggunakan aplikasi gratis dari edmodo.



Alhamdulillah belum 1 bulan aktivitas kelas digital cukup aktif. Seluruh siswa klas XII IPS sudah mendaftar dengan akun siswa dan melengkapi profile akun masing-masing. Sebagai latihan beraktivitas di kelas maya, saya meng-share quiz untuk latihan mengerjakan kuis online(computer based test). Di kuis latihan ini, targetnya siswa familier mengerjakan quis secara online. Dari latihan ini, mayoritas kendala yang dihadapi siswa adalah masalah teknis. Siswa belum terbiasa dengan fitur-fitur yang disediakan edmodo, sementara waktu mengerjakan quis terus berjalan. Akhirnya quis belum bisa diselesaikan. 



Namun hal penting yang perlu diubah adalah mind set.  Kemudahan kelas maya adalah dapat diakses dimanapun dan kapanpun, bahkan dengan suasana santai di rumah. Namun jika mengerjakan Quis, siswa harus memiliki mind set seperti mengerjakan soal ujian di ruang kelas yang dibatasi oleh watu dan memerlukan persiapan. Rupanya mind set ini belum terlatih, sehingga mayoritas siswa kehabisan waktu sebelum soal quiz selesai dikerjakan.

Dengan evaluasi tersebut, saya kembali mengirim quis untuk pengambilan nilai melalui edmodo. Alhamdulillah, quis kedua ini lumayan sukses. Dari 120 siswa, 86 siswa mengerjakan soal. Dan, nilai yang diperoleh sebagian besar sudah di atas KKM. Demikian juga ketika saya membuat polling tentang respon belajar di klas maya, rata-rata siswa menjawab senang. Alhamdulillah.

Klas maya bukanlah klas utama dalam pendidikan jenjang menengah. Tetap, pendidikan yang baik adalah pendidikan dengan interaksi tatap muka. Karena, pendidikan tidak sekedar mentransfer ilmu pengetahuan, namun juga mendidik perilaku. Namun demikian, perkembangan di dunia saat ini yang digital minded di berbagai sektor kehidupan mesti direspon oleh dunia pendidikan. Oleh karena itu, kombinasi yang baik antara kelas tatap muka dengan kelas maya diharapkan dapat menjawab tantangan zaman.



----


Imam yang Tak Dirindukan

"Aku besok gak mau tarawih lagi, " gerutu si bungsu saat pulang tarawih tadi malam.  "Loh, kenapa?" Tanya Saya sambil ...