Kamis, 17 Maret 2016

Berkata Jujur

Berkata jujur itu melegakan. Jika itu suatu kesalahan, jujur mengakui kesalahan membuat kita tidak perlu repot-repot mencari-cari alasan pembenaran kesalahan kita. Membela diri dengan berbagai argumentasi yang sebenarnya semakin meyakinkan bentuk kesalahan kita. Tentu lebih mudah mengatakan: ya, saya salah, dan bersiap menerima resiko kesalahan kita.

Jika itu suatu kebenaran, jujur mengakui apa yang kita anggap benar menguatkan hati dan tidak membuat kita membohongi diri sendiri. Apakah setiap kebenaran harus diungkapkan? Pada kenyataannya, tidak semua kebenaran yang diungkapkan membawa kebaikan. Kita mesti melihat situasi dan kondisi apa, bagaimana, dan kepada siapa kebenaran diungkapkan. Jika kebenaran yang akan kita ungkapkan menyebabkan pihak lain tersinggung, mungkin karena cara mengungkapkannya yang salah. Atau, belum waktunya kebenaran tersebut diungkapkan.Jadi mesti difikirkan bagaimana kebenaran dapat diungkapkan secara benar pula.

Jika itu suatu kelemahan, jujur mengakui kelemahan diri membuat kita paham apa yang mesti diperbaiki. Pengakuan akan kelemahan dan kekurangan diri menjauhkan kita dari sikap sombong dan tinggi hati. Senantiasa meyakini bahwa sehebat apapun kita pasti memiliki kekurangan, demikian juga orang lain. Sehingga kita tidak terjebak pada kekaguman mutlak pada makhluk, maupun rendah diri terhadap kehebatan orang lain.

Jadi, mulai saat ini berkatalah jujur. Minimal terhadap diri sendiri dan terutama kepada Allah.

Salam

Imam yang Tak Dirindukan

"Aku besok gak mau tarawih lagi, " gerutu si bungsu saat pulang tarawih tadi malam.  "Loh, kenapa?" Tanya Saya sambil ...