Rabu, 27 Mei 2015

Mendadak Kaya

Wajah sumringah meliputi roman murid-murid saya siang itu. Hawa panas jam terakhir pembelajaran, jam 14.00, seolah tak lagi terasa. Mereka beraktivitias dengan penuh canda dan tawa. Ya, siang itu mereka mendadak kaya. Masing-masing mengenggam uang dalam jumlah yang lumayan besar, ratusan ribu rupiah. Seorang siswa bersorak gembira sambil berkata, Alhamdulillah saya mendadak kaya.

Siang itu adalah hari terakhir pembelajaran ekonomi di klas X sebelum mereka melaksanakan ujian kenaikan kelas. Sesuai dengan rencana, hari terakhir pembelajaran adalah saat masing-masing siswa membuka tabungannya masing-masing. Dari rumah, seluruh siswa di kelas itu sudah membawa tabungan (celengan) yang sudah diisi sejak awal pembelajaran. Dapat dibayangkan betapa antusias dan senangnya siswa mengikuti sesi membuka tabungan itu.

Kegiatan menabung itu memang saya wajibkan kepada siswa kelas X dalam rangka pembelajaran ekonomi materi uang dan bank. Masah uang tidak sekedar konsep-konsep tentang uang, namun lebih penting dari itu adalah kemampuan menghasilkan uang. Untuk siswa tingkat SLTA, menghasilkan uang bisa melalui bisnis kecil-kecilan, atau dengan menyisihkan uang jajan. Untuk tahap awal, pilihan kedua yang saya pilih. Di awal tahun pembelajaran, saya  minta murid-murid untuk menghitung kemampuannya menyisihkan uang jajan. Minimal 25% dari uang jajannya. Jumlah tersebut ditabung di celengan masing-masing di rumah, minimal 5 hari dalam seminggu.

Di akhir tahun pelajaran siang itu, masing-masing murid dapat menghitung realisasi jumlah tabungan yang mereka peroleh, dab membandingkan dengan rencana tabungan awal tahun. Beberapa siswa memperoleh tabungan jauh melebihi target. Sedangkan, sebagian besar siswa memperoleh tabungan lebih rendah dibanding target tabungan awal tahun. Selesai menghitung uang tabungannya, siswa mengisi lembar evaluasi kegiatan menabung; apa kesulitannya, apa manfaatnya, dan kesan-kesan yang mereka peroleh dalam kegiatan ini.

Menabung, erat kaitannya dengan beberapa nilai karakter diantaranya disiplin, tanggung jawab, kemandirian, dan lebih utama adalah sifat qona'ah (merasa cukup). Disiplin dalam menabung menggambarkan karakter istiqomah/konsisten terhadap apa yang sudah direncanakan. Ini juga mengindikasikan keseriusan seseorang untuk mau berjuang meraih sesuatu yang lebih baik di masa yang akan datang. Sikap disiplin berkaitan dengan tanggung jawab. Yaitu, kemampuan berlelah-lelah menanggung beban mengurangi sedikit kesenangan untuk mencapai tujuan. Karakter utama yang hendak dibangun dengan kebiasaan menabung adalah karakter mandiri dan qona'ah. Kemandirian ekonomi menjadikan seseorang untuk lebih percaya diri dan tidak berharap bantuan orang lain. Sedangkan sikap qona'ah menjadikan seseorang merasa puas dan ridho dengan apa yang dia miliki. Pendidikan karakter membentuk sikap qona'ah dapat menjadi pendidikan anti korupsi melalui pendidikan sejak dini.

Wallahu'alam




Imam yang Tak Dirindukan

"Aku besok gak mau tarawih lagi, " gerutu si bungsu saat pulang tarawih tadi malam.  "Loh, kenapa?" Tanya Saya sambil ...