Minggu, 10 Januari 2016

Rapor

Saat pembagian rapor menjadi saat yang ditunggu-tunggu oleh siswa dan orang tua siswa tentunya. Rasa harap-harap cemas kerap menghantui siswa sesaat sebelum menerima rapor. Bagi siswa yang pandai, ada rasa harap-harap cemas apakah nilai rapornya lebih baik atau tidak. Bagi siswa yang kurang, ada rasa harap-harap cemas bagaimanakah nilai yang berhasil diraihnya. Apalagi saat penerimaan rapor di semester  dua yang melaporkan naik/tidak naik kelas seorang siswa. Beberapa siswa dihinggapi rasa khawatir tidak naik kelas.

Bagi guru wali kelas seperti saya, saat pembagian rapor juga menjadi saat-saat yang menimbulkan kecemasan. Orang tua siswa berharap guru wali kelas dapat menjawab semua tanda tanya tentang bagaimana anaknya di sekolah. Tidak saja masalah prestasi akademik, semangat belajar, aktivitas kegiatan ekstrakurikuler bahkan terkadang masalah hubungan antar teman dan sebagainya. Sebagian besar orang tua berharap anaknya mendapat nilai bagus di rapor, menempati peringkat 10 besar dan berbagai prestasi lainnya. Hingga terkadang akan memarahi anaknya jika ternyata nilai rapor yang diperoleh anaknya tidak sesuai harapan.

Wali kelas di sekolah menengah atas bukan seperti guru kelas di Sekolah Dasar yang tiap hari mengajar siswanya. Di SMA/MA wali kelas hanya mengajar di jam-jam sesuai bidang studi yang diajarkan saja. Pertemuan di luar jam pelajaran itu hanya bisa sesekali dilakukan di saat jam istirahat atau jika ada jam pelajaran kosong. Dengan jumlah siswa per kelas sebanyak 40 siswa dan intensitas pertemuan yang terbatas, tidak mudah seorang wali kelas dapat mengenal dengan baik masing-masing siswa di kelas binaanya. Dus, menghadapi orang tua dengan segala rasa ingin tahunya saat pembagian rapor menjadi tantangan tersendiri.

Oleh karena itu saat bagi rapor, saya sampaikan ke orang tua bahwa nilai-nilai yang tertera di rapor putra-putri bapak ibu, tidak menjadi jaminan sukses tidaknya kehidupan putra-putri bapak ibu kelak. Bagi bapak/ibu yang nilai rapor anaknya bagus, semoga nilai ini dapat menjadi bekal yang mempermudah langkah kesuksesannya kelak. Bagi bapak/ibu yang nilai rapor anaknya tidak sesuai harapan, mari sama-sama kita kenali potensi anak-anak kita. Insyaa Allah mereka akan sukses sesuai dengan bekal potensinya masing-masing. Dengan begitu, saya berharap setiap orang tua tetap merasa bangga dan bersyukur menerima rapor anaknya dengan apapun raihan yang saat ini diperoleh putra-putrinya.

Wallahu'alam




Imam yang Tak Dirindukan

"Aku besok gak mau tarawih lagi, " gerutu si bungsu saat pulang tarawih tadi malam.  "Loh, kenapa?" Tanya Saya sambil ...