Kelas XII IPS yang saya ajar hari itu berakhir heboh. Kehebohan itu terjadi karena aktivitas mencari pasangan yang dilakukan siswa setelah sesi diskusi berakhir. Hari itu materi pelajaran ekonomi adalah badan usaha. Materi yang teoritik ini tentu tidak akan berhasil jika disampaikan dalam bentuk ceramah. Apalagi saya kebagian mengajar di jam terakhir. Maka saya pilih metode diskusi untuk membahas materi badan usaha. Sedangkan penilaian hasil belajar dilakukan dengan tes untuk menguji kemampuan siswa dalam materi tersebut. Tes yang dipilih adalah tes tertulis menjodohkan jawaban yang benar untuk pertanyaan yang tepat.
Saya sudah menyiapkan sepasang kartu soal dan jawaban sebelum masuk kelas. Saya menyampaikan aturan main dalam tes ini tentang batasan waktu, mekanisme pencarian dan sebagainya. Saya membagi kelas ke dalam dua kelompok besar, satu kelompok mendapat kartu soal, satu kelompok mendapat satu jawaban. Saya sampaikan bahwa waktu pencarian pasangan maksimal 5 menit dan segera setelah menemukan pasangan yang tepat siswa melapor ke guru. Tiga pasangan tercepat dan benar akan mendapat hadiah berupa snack ringan.
Begitulah kehebohan mencari pasangan terjadi dalam 5 menit itu. Siswa yang telah berhasil menemukan pasangan segera melapor dan memisahkan diri. Setelah waktu 5 menit berakhir diperolehlah hasil 12 pasangan berhasil menemukan pasangannya, dan 4 pasang yang belum menemukan pasangannya. Saatnya guru mengecek apakah pasangan yang ditemukan adalah pasangan yang benar. Dari 12 pasang tersebut ternyata 2 diantaranya menemukan pasangan yang salah. Hasil akhir dari sesi tersebut adalah 10 pasangan yang menemukan pasangan yang benar, 2 pasang menemukan pasangan yang salah, dan 4 pasang tidak menemukan pasangan.
Setelah hasil akhir diumumkan saya memberikan kesempatan kepada siswa untuk memberikan tanggapan. Siswa yang berhasil menemukan pasangan dengan benar menyatakan bahwa dia mempunyai kata-kata kunci tertentu dari setiap konsep, hal itu memudahkan dia menemukan pertanyaan dari jawaban yang ada di kartu jawaban yang dia terima. Siswa yang menemukan pasangan yang salah memberi pernyataan bahwa sebenarnya dari awal saya sudah kurang yakin benar, namun karena waktu mendesak dia memutuskan memilih pasangan yang ternyata tidak tepat. Siswa yang tidak memperoleh pasangan memberi pernyataan yang berbeda-beda. Ada yang bilang saya bingung bu jadi tidak tahu mana pasangan saya. Ada yang sudah berada lama di dekat pasangannya tapi tidak tahu bahwa itu pasangannya. Dan sebagainya.
Dalam sesi refleksi saya menyampaikan beberapa kesimpulan bahwa seperti dinyatakan dalam agama bahwa semua yang ada di dunia berpasangan. Namun demikian proses yang baru saja kita hadapi adalah gambaran bagaimana proses penemuan kita terhadap pasangan yang cocok. Pasangan itu tidak saja pasangan hidup (suami istri), tapi juga teman yang cocok, pekerjaan yang cocok, profesi yang cocok, makanan yang cocok, dan sebagainya. Ada yang bisa dengan cepat menemukan pasangannya yang benar, ada yang sibuk berkelana mencari-cari di tempat jauh dan baru tahu ternyata pasangannya yang benar ada di dekatnya. Ada yang memaksakan diri dengan pasangan yang tidak tepat. Dan ada pula yang terus menerus dalam kebingungan sehingga tidak juga menemukan pasangannya.
Rupanya siswa menjadikan sesi itu menjadi bahan untuk meledek teman-temannya yang cocok dengan situasi mencari pasangan tadi. Itulah yang membuat sesi mencari pasangan menjadi heboh. Saya persilahkan seluruh siswa untuk menilai sikap dan kondisi mana yang terbaik dan bagaimana seharusnya. Wallahu'alam.
Saya sudah menyiapkan sepasang kartu soal dan jawaban sebelum masuk kelas. Saya menyampaikan aturan main dalam tes ini tentang batasan waktu, mekanisme pencarian dan sebagainya. Saya membagi kelas ke dalam dua kelompok besar, satu kelompok mendapat kartu soal, satu kelompok mendapat satu jawaban. Saya sampaikan bahwa waktu pencarian pasangan maksimal 5 menit dan segera setelah menemukan pasangan yang tepat siswa melapor ke guru. Tiga pasangan tercepat dan benar akan mendapat hadiah berupa snack ringan.
Begitulah kehebohan mencari pasangan terjadi dalam 5 menit itu. Siswa yang telah berhasil menemukan pasangan segera melapor dan memisahkan diri. Setelah waktu 5 menit berakhir diperolehlah hasil 12 pasangan berhasil menemukan pasangannya, dan 4 pasang yang belum menemukan pasangannya. Saatnya guru mengecek apakah pasangan yang ditemukan adalah pasangan yang benar. Dari 12 pasang tersebut ternyata 2 diantaranya menemukan pasangan yang salah. Hasil akhir dari sesi tersebut adalah 10 pasangan yang menemukan pasangan yang benar, 2 pasang menemukan pasangan yang salah, dan 4 pasang tidak menemukan pasangan.
Setelah hasil akhir diumumkan saya memberikan kesempatan kepada siswa untuk memberikan tanggapan. Siswa yang berhasil menemukan pasangan dengan benar menyatakan bahwa dia mempunyai kata-kata kunci tertentu dari setiap konsep, hal itu memudahkan dia menemukan pertanyaan dari jawaban yang ada di kartu jawaban yang dia terima. Siswa yang menemukan pasangan yang salah memberi pernyataan bahwa sebenarnya dari awal saya sudah kurang yakin benar, namun karena waktu mendesak dia memutuskan memilih pasangan yang ternyata tidak tepat. Siswa yang tidak memperoleh pasangan memberi pernyataan yang berbeda-beda. Ada yang bilang saya bingung bu jadi tidak tahu mana pasangan saya. Ada yang sudah berada lama di dekat pasangannya tapi tidak tahu bahwa itu pasangannya. Dan sebagainya.
Dalam sesi refleksi saya menyampaikan beberapa kesimpulan bahwa seperti dinyatakan dalam agama bahwa semua yang ada di dunia berpasangan. Namun demikian proses yang baru saja kita hadapi adalah gambaran bagaimana proses penemuan kita terhadap pasangan yang cocok. Pasangan itu tidak saja pasangan hidup (suami istri), tapi juga teman yang cocok, pekerjaan yang cocok, profesi yang cocok, makanan yang cocok, dan sebagainya. Ada yang bisa dengan cepat menemukan pasangannya yang benar, ada yang sibuk berkelana mencari-cari di tempat jauh dan baru tahu ternyata pasangannya yang benar ada di dekatnya. Ada yang memaksakan diri dengan pasangan yang tidak tepat. Dan ada pula yang terus menerus dalam kebingungan sehingga tidak juga menemukan pasangannya.
Rupanya siswa menjadikan sesi itu menjadi bahan untuk meledek teman-temannya yang cocok dengan situasi mencari pasangan tadi. Itulah yang membuat sesi mencari pasangan menjadi heboh. Saya persilahkan seluruh siswa untuk menilai sikap dan kondisi mana yang terbaik dan bagaimana seharusnya. Wallahu'alam.