Senin, 10 Februari 2014

Teacher Ana

Pertama mendengar panggilan ini terasa ada yang aneh.  Yaa.. teacher Ana adalah panggilan baru yang saya terima dari rekan-rekan baru saya dari SKTelcom Korea Selatan. Dengan bahasa Inggris ke-Korea-Korea-an Suan Eoh, Peter, Alex dan Ms Yuunhee (dibaca Yuni) memanggil saya dengan teacher Ana. Lambat laun panggilan ini terasa akrab dan ramah di telinga saya. Thanks a lot friends.
at smart class with Suan Eoh, Ryan Kim, and pak Doko

Tentunya yang mengesankan saya tidak sekedar masalah panggilan 'teacher Ana'. Namun panggilan ini membuktikan kepada saya sekali lagi  bahwa "yang terjadi bisa jadi sesuatu yang tidak pernah kita bayangkan apalagi impikan".  Saya tidak pernah membayangkan akan berinteraksi dan bekerja sama dengan orang Korea. Dari pengalaman dan pengetahuan yang saya miliki, kerjasama pendidikan biasanya dilakukan dengan Amerika, Eropa, Australia atau Jepang untuk wilayah Asia. Korea adalah sesuatu yang jauh dari bayangan tapi inilah yang terjadi, sekolah kami mendapat bantuan satu ruang kelas yang dinamai sesuai isi dan fungsinya "smart class dan IT center". Bantuan senilai Rp. 600 juta ini seperti manifestasi bahasa agama "rejeki itu bisa datang dari arah yang tak disangka-sangka". Bisa jadi ini adalah terkabulnya do'a-do'a yang selalu kami panjatkan (guru dan siswa) di dhuha rutin harian kami. Alhamdulillah

Dengan kemampuan bahasa Inggris yang pas-pasan saya berhasil menjembatani komunikasi diantara kami. Jadilah sejak persiapan ruangan, launching, dan pemanfaatan ruang, teacher Ana menjadi contact person rekan-rekan Korea. Komunikasi baik melalui verbal (telepon dan saat bertemu) maupun tulisan (email/bbm) dapat kami lakukan dengan baik. Walhasil dialek Korea yang pernah saya akrabi melalui drama serial "junggem" sekitar 10 tahun silam kini hadir secara nyata.
 Yah, serial yang mengisahkan kehidupan juru masak istana kerajaan Korea itu adalah serial yang saya suka waktu itu. Lokasi cerita yang Korea itu dan pakaian tradisional Korea yang selalu dipakai pemainnya,serta dialeg Korea yang kental membekaskan memori yang cukup kuat tentang Korea. Sungguh tidak disangka bahwa obrolan dan dialek Korea itu benar-benar saya dengarkan dan saksikan di depan mata sendiri.
Menyenangkan memiliki teman dari negeri yang berbeda. Membuat kita kaya wawasan dan lebih toleran dengan perbedaan.

Ah, hidup memang misteri. Namun seperti ungkapan 'bahkan keajaibanpun perlu sebab' tugas kita adalah memperbanyak sebab. Yaitu dengan  bertindak dan terus bertindak yang terbaik apapun, kapanpun. Karena, kita tidak pernah tahu tindakan mana yang akan menjadi titik ungkit kita di masa yang akan datang, yang menentukan kejadian yang tak terduga di masa yang akan datang. Tidak ada yang sia-sia dalam setiap kejadian.

Wallahu'alam


Imam yang Tak Dirindukan

"Aku besok gak mau tarawih lagi, " gerutu si bungsu saat pulang tarawih tadi malam.  "Loh, kenapa?" Tanya Saya sambil ...